Merangkai Aksara Mewarnai Dunia dengan Makna Setiap tahunnya bulan Oktober diperingati sebagai bulan bahasa, berbagai kegiatan literasi biasa diadakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai adanya bulan bahasa dan sastra
Sabtu, 29 Februari 2020, SD Muhammadiyah 1 Pucang Anom Sidoarjo menyelanggarakan acara parenting yang di hadiri wali murid dari kelas 2 dan kelas 3, acara diselenggarakan di aula Mas Mansyur SD MUHIDA, pukul 08.30 aula sudah dipenuhi oleh para wali murid, dan MC (ibu Hesti Hardiatina) mulai naik dan membuka acara, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an beserta maknanya yang dibacakan dengan merdu oleh dua orang siswi Muhida yaitu Athifa Adi Mazaya (3 Kholid) dan Safina Nadim (3 Utsman).
Setelah ayat suci Al-qur’an selesai dilantunkan, kemudian acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan di sambung dengan lagu Mars Muhammadiyah yang dipimpin oleh dirijen Ibu Evarina dan diikuti oleh seluruh hadirin.
Selanjutnya adalah sambutan dan pengantar yang disampaikan oleh Ibu Enik Chairul Umah, M.Si, M.Pd selaku Kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, beliau menuturkan betapa pentingnya kegiatan parenting ini diselanggarakan, beliau juga mengingatkan para wali murid agar senantiasa mengedukasi putra dan putrinya tentang betapa pentingnya mengkonsumsi makanan serta minuman yang sehat, banyak di luar sana makanan dan minuman yang menarik perhatian para siswa-siswi dengan warna yang cerah dan bentuk-bentuk yang unik, namun belum tentu makanan/minuman tersebut sehat untuk dikonsumsi oleh siswa-siswi, di sekolah mereka sudah dilakukan pencegahan sebisa mungkin dari mengkonsumsi makanan-minuman sejenis itu, salah satu upaya Muhida dalam pencegahan siswa/siswi agar tidak membeli jajanan berbahaya di luar sekolah adalah dengan dibuatnya kartu MSC (Muhida SMART Card), siswa-siswi tidak diperbolehkan membawa uang cash agar tidak jajan di luar sekolah, dan sebagai gantinya mereka diberikan kartu MSC yang dapat mereka pergunakan untuk membeli jajanan di koperasi sekolah yang makanan dan minumannya sudah terkontrol dengan baik, bayangkan alangkah berbahayanya apabila anak-anak membeli jajanan yang tidak sehat selama jangka waktu 6 tahun berada di sekolah. dan juga koperasi muhida setiap bulannya telah dilakukan cek dan kontrol kualitas makanan-minumannya oleh puskesmas Sekardangan, ibu Enik mengajak seluruh wali murid untuk dapat saling memahami perihal betapa pentingnya apa yang telah disampaikaan tadi.
Setelah itu acara oleh MC diserahkan kepada moderator Ibu Dhian Rahma, M.Pd, ibu dhian kemudian mengundang Ibu Dr.Wiwin Hendriani, S.Psi, M.Si selaku pemateri utama untuk naik ke atas panggung, dan Ibu Wiwin pun mulai menyampaikan materi tentang parenting dan MENDAMPINGI TUMBUH KEMBANG ANAK,
Menurut beliau, dalam mendampingi tumbuh kembang anak, orang tua tidak boleh hanya mementingkan berprestasinya anak dalam bidang akademik saja, orang tua juga harus imbang dalam membentuk tumbuhnya emosional anak, ajari anak untuk memanajemen emosinya, buatlah anak menempatkan emosinya pada tempatnya, dengan cara sering-seringlah mengajak berkomunikasi serta sharing bersama anak, karena apabila anak tidak terbiasa sharing/komunikasi dengan orang tuanya, anak akan cenderung memilih tempat/orang lain untuk memyampaikan cerita, keluhan, dan apapun itu yang mereka rasakan, jangan sampai anak malah memilih menyampaikan keluh kesahnya di sosial media, contohkan bagaimana cara menggunakan teknologi dengan baik dan bijak, berikan pengertian agar mengambil sisi baiknya saja dan tidak mengkonsumsi sisi negatifnya, karena dalam teknologi juga akan selalu ada sisi positif dan negatifnya.
Berikan anak waktu untuk bercerita, dengarkan dengan antusias walau biasanya cerita mereka adalah cerita-cerita yang ringan dan remeh menurut orang tua.
Yang ke dua, dalam mengerjakan tugas sekolah, biarkanlah dan biasakanlah anak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri sehingga mendapat hasil/nilai murni dari hasil karya mereka sendiri, jangan malu dan jangan marah atas hasil/nilai yang tak sesuai keinginan orang tua, hasil nilai tidak harus sempurna, yang terpenting adalah anak nilainya bertumbuh dari waktu ke waktu dan terbiasa mengerjakan secara mandiri.
Yang ketiga, berikan contoh berperilaku yang baik kepada anak, orang tua tidak boleh malu meminta maaf kepada anak apabila memang merasa bersalah, dan apabila anak telah melakukan sesuatu yang baik, jangan lupa berikan apresiasi. Emosi anak akan tumbuh dengan baik melalui kominikasi yang konsisten dengan orang tuanya.
Yang ke empat adalah satukan visi-misi bersama partner dalam mendidik anak, usahakan orang tua jangan berselisih paham dihadapan anak dalam mendidik, apabila memang ada perbedaan dalam cara mendidik, maka satukanlah atau rundingkan bersama namun dibelakang anak.
Intinya orang tua di rumah jangan hanya fokus pada pertumbuhan fisik dan kognitif anak, melainkan fokuslah pula pada pertumbuhan emosional dan sosial anak, karena waktu anak ketika disekolah hanya sebentar jika dibandingkan dengan waktu anak ketika di rumah bersama keluarga.
Sesi selanjutnya adalah sesi tanya-jawab, dalam sesi ini wali murid diberikan kesempatan bertanya sebanyak 5 pertanyan, para wali murid sangat antusias dan berebut mengajukan pertanyaan.
- Pertanyaan dari wali murid yang pertama adalah, bagaimana cara mengontrol penggunaan IT anak ketika di luar lingkungan rumah?, walaupun ketika di rumah sudah dikontrol kegiatan IT nya.
JAWABAN : Memang sulit mengontrol aktifitas anak ketika di luar rumah , Maka berilah pengertian kepada anak dengan cara menganalogikan IT dengan Sebuah buku, buku isinya ada yang bagus dan ada yang tidak, buku yang bagus tentu akan baik dan menyenangkan membacanya, sedangkan buku yang jelek tidak baik dan tidak akan dibaca, begitu juga dengan konten IT, sebaiknya anak diajarkan menyaring konten yang baik dan buruk, dan diberi tahu apa dampak buruknya mengkonsumsi konten yang tidak baik.
- Pertanyaan dari wali murid yang kedua adalah, adakah kegiatan yang dianjurkan untuk anak yang bertipe hyper aktif, agar dia bisa fokus dalam menerima pelajaran di sekolah?
JAWABAN : Hiperaktif atau anak yang memiliki energi berlebih penyebabnya bisa beraneka ragam, untuk mendapatkan hasil yang spesifik, disarankan agar orang tua berkonsultasi dengan psikolog, supaya mendapat saran yang tepat sesuai sepesifikasinya.
- Pertanyaan dari wali murid yang ketiga adalah, bagaimana cara menangani anak korban dan juga pelaku bulyying dengan tepat?
JAWABAN : Faktor utama pada kasus bullying adalah tingkat karakter inferioritas seorang anak, pelaku bully biasanya adalah anak dengan karakter superior, mereka merasa lebih kuat dan hebat daripada kawan lainnya, sehingga ia akan mencari anak yang sekiranya tidak berani membalas apabila dibully, anak yang seperti ini dikatakan anak berkarakter inferior, maka kuncinya adalah tingkatkan karakter inferioritas seorang anak, ajarkan anak untuk berani malawan dan beragumentasi apabila benar, kedua ajarkan anak untuk mencuekkan apabila ada teman yang tengah membullynya, dengan begitu anak yang suka membullynya perlahan-lahan akan merasa bosan karena dicuekkan, atau takut sendiri, karena yang di bully sudah mulai berani melawan. Untuk yang memiliki anak yang suka melakukan pembullyan caranya adalah, pertama jangan marah atau emosi terlebih dahulu pada anak ketika mendapat laporan anak menjadi pelaku bullying, selanjutnya tanyakan dengan lembut pada anak, pancinglah anak supaya bercerita, dan kemudia buatlah mereka mau mendengar sebelum selanjutnya masukkanlah nasihat dengan sabar dalam obrolan, Anak menjadi pelaku bullying bisanya dikarenakan itulah luapan, pelampiasan emosi atau kekecewaan anak ketika di rumah yang tidak sempat dikomunikasikan atau dicurahkan pada orang tuanya.
- Pertanyaan dari wali murid yang ke empat adalah, bagaimana menghadapi anak yang terlalu mandiri, sehingga segala sesuatu masalah disimpan dan berusaha diselesaikan sendiri dan tidak dikomunikasikan bersama orang tuanya?, dan anak yang terlalu sering mina maaf walaupun tidak melakukan kesalahan?
JAWABAN : Untuk anak yang tidak mau/suka bercerita pada orang tua, biasanya tanpa orangtua sadari, kita orang tua pada masa lampau pernah menyepelekan atau tidak memperhatikan sang anak ketika ia sedang bercerita dan malah menyuruh menyelesaikannya sendiri secara mandiri, kata itu bisa jadi membekas pada anak hingga saat ini, berilah pengertian pada anak, bahwa mandiri itu memang penting, namun berbagi cerita/masalah dengan orang tua juga sangat penting, karena untuk pertumbuhan emosional anak kuncinya adalah komunikasi dengan orang tua, selanjutnya untuk kasus anak yang terlalu sering meminta maaf, mengajarkan value pada anak harus seimbang, mengajarkan anak tentang evaluasi diri memang baik, namun bila porsinya berlebihan bisa jadi seperti kasus ini, imbangkanlah dengan mengajarkan dan membiasakan anak berani menyatakan pendapat dan bagaimana cara berargumen apabila benar.
- Pertanyaan dari wali murid yang terakhir adalah, bagaimana agar porsi dalam mendidik anak antara ayah dan ibu bisa seimbang?, karena biasanya yang lebih dominan dalam mendidik anak adalah ibu, dan bagaimana menghadapi anak yang suka bermain dengan kawannya walaupun itu waktunya les/belajar?
JAWABAN : Idealnya, dalam co parenting (kerja sama dalam pengasuhan) tidak ada rumus baku tentang siapa yang harus lebih dominan mendidik, pada keluarga tradisional memang biasanya peran ibu bisa hingga 75% dominannya dalam mendidik anak, dan dalam keluara modern juga biasa 50%-50%, tinggal bagaimana kesepakatan antar partner bagaimana yang terbaik untuk anak, namun wajar halnya apabila anak lebih dekat kepada ibunya, itu dikarenakan ikatan batin antara ibu dan anak sudah mulai terbentuk sejak anak dalam kandungan, sehingga kontak emosional dapat lebih intens dengan ibunya. Yang kedua orang tua harus memahami anak seumuran ini memang memiliki kebutuhan untuk bermain bersama kawannya, jangan sampai karena belajar dan belajar terus menerus sehingga anak tidak diberikan waktu bermain dan bersosial dengan kawannya, karena hal itu juga penting dalam pertumbuhan emosional dan sosial sang anak, tegaskan ada batas jadwal waktu bermain anak setiap harinya, boleh bermain setiap hari namun dari jam sekian sampai jam sekian dan tidak boleh dilanggar, dan ajari anak bertanggung jawab dengan jadwal tersebut.
Setelah pertanyaan terakhir, selanjutnya acara dilanjutkan dengan bagi-bagi buku karya Ibu Dr.Wiwin Hendriani kepada beberapa wali murid, serta bagi-bagi bingkisan menarik untuk beberapa anak yang hadir dan berhasil menjawab pertanyaan dari moderator.
Dan terakhir acara ditutup dengan membaca doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Suhairi, S.Pd.I, M.Pd.I.
Semoga acara parenting hari ini dapat benar benar memberikan ilmu dan manfaat bagi wali murid tentang bagaimana mendampingi tumbuh kembang sang anak dengan ideal.
SD Muh1da
Menyiapkan generasi Robbani
The Wellbeing School