Page 12 - Majalah Muhida Edisi 27
P. 12

USWAH
              Guru



                        KH Ahmad Badawi



                            Penasihat Dua Presiden                             Oleh : Mukmin Mukhlis, S.Pd.I
                                                                                     (Guru SD Muhida)

                 swah  kali  ini  akan  men-  maka  Ahmad Badawi memiliki   Yogyakarta. Dia juga menjadi ang-
                 gisahkan Kyai Badawi pe-  garis  keturunan  dengan  Panem-  gota Laskar Rakyat Mataram atas
          Umimpin  muhammadiyah            bahan Senopati.                  instruksi dari Sri Sultan Hamengku
          tahun  1962  –  1968.  Yang  pada   Usia  kanak-kanaknya  dilalui   Buwono  IX,  serta  bergabung  di
          waktu  adalah  masa  masa  sulit   dengan  belajar  mengaji  pada   Batalyon Pati dan Resimen Wiro-
          bagi muhammadiyah. Kiai Badawi   ayahnya  sendiri.  Pada  tahun   to, MPP Gedongan.
          lahir  di  Kampung  Kauman,  Yog-  1908-1913 menjadi santri di Pon-  Setelah  Indonesia  merdeka,
          yakarta, pada 5 Februari 1902. Ia   dok  Pesantren  Lerab  Karangan-  Kyai Badawi mengawali karir poli-
          merupakan  putra  dari  pasangan   yar,  untuk  belajar  tentang  nah-  tiknya. Ia bergabung dengan Par-
          KH Muhammad Fakih dan Nyai Hj    wu dan sharaf. Pada tahun 1913-  tai Masyumi. Pada 1950, namanya
          Sitti Habibah. Kedua orang tuanya   1915 ia belajar kepada K.H. Dimy-  dikukuhkan  sebagai  wakil  ketua
          adalah  warga  Muhammadiyah.     ati  di  Pondok  Pesantren Tremas,   Majelis Syuro Masyumi di Yogya-
          Bahkan, Sitti Habibah merupakan   Pacitan. Di pesantren ini, ia dike-  karta. Di partai ini, ia tidak banyak
          adik kandung dari pendiri Muham-  nal sebagai santri yang pintar ber-  memainkan peran penting karena
          madiyah, KH Ahmad Dahlan. Jika   bahasa Arab  (nahwu  dan  sharaf)   partai ini kemudian dibubarkan.
          dirunut  silsilah  dari  garis  ayah,   yang telah didapat di Pondok Le-  Tak lagi berkecimpung dengan
                                           rab.  Pada  tahun  1915-1920  Ah-  Masyumi, Kyai Badawi memfokus-
                                           mad Badawi mondok di Pesantren   kan diri untuk mensyiarkan agama
                                           Besuk,   Wangkal     Pasuruan.   lewat Muhammadiyah. Ia sempat
                                           Badawi mengakhiri pencarian ilmu   mengabdikan diri sebagai guru di
                                           agama di Pesantren Kauman dan    madrasah  milik  Muhammadiyah.
                                           Pesantren Pandean di Semarang    Namun, sikap istiqamahnya di bi-
                                           pada  tahun  1920-1921.  Pendi-  dang  tabligh  membuatnya  diberi
                                           dikan  formalnya  hanya  didapat-  amanah  sebagai  ketua  Majelis
                                           kan di Madrasah Muhammadiyah     Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Mu-
                                           yang  didirikan  oleh  K.H.  Ahmad   hammadiyah. Peran itu ia pegang
                                           Dahlan  di  Kauman  Yogyakarta,   pada  1933.  Seiring  waktu  berja-
                                           yang  belakangan  berubah  men-  lan,  amanah  yang  diberikan  ke-
                                           jadi  Standaardschool  dan  kemu-  padanya terus bertambah.
                                           dian menjadi SD Muhammadiyah.       Semenjak  itu,  keberadaan
                                              Pada  masa  perjuangan,  Kyai   Badawi  tidak  diragukan  lagi.  Di
                                           Badawi  pernah  memasuki  Ang-   Pimpinan  Pusat  Muhammadiyah
                                           katan  Perang  Sabil  (APS).  Ia  tu-  Ahmad Badawi selalu terpilih dan
                                           rut  beroperasi  di  Sanden  Bantul,   ditetapkan  menjadi  Wakil  Ketua.
                                           Tegallayang,  Bleberan,  dan  Ke-  Pada  waktu  Muktamar  Muham-
                                           cabean Kulon Progo. Pada tahun   madiyah ke-35 di Jakarta, Badawi
                                              1947-1949,  Badawi  menjadi   terpilih  menjadi  Ketua  Pimpinan
                                                   Imam  III  APS  bersama   Pusat  Muhammadiyah  periode
                                                     dengan  K.H.  Mahfudz   1962-1965,  dan  pada  Muktamar
                                                      sebagai  Imam  I  dan   Muhammadiyah ke-36 di Bandung
                                                       KRH.  Hadjid  se-    terpilih lagi menjadi Ketua Pimpi-
                                                        laku Imam II untuk   nan  Pusat  Muhammadiyah  peri-
                                                         Daerah  Istimewa   ode 1965-1968.




                                               Edisi 27  10
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17